Ketika aku masih bayi, sebagai makhluk spiritual yang tak
membutuhkan banyak materi duniawi, bagiku yang terpenting adalah kasih dari ibu.
Dan saat aku mendapatkannya melalui dekapan dan buaian, juga dari air susunya
sebagai perwujudan fisik dari cinta kasihnya, kebutuhanku sudah terpenuhi
dengan sempurna.
Menginjak besar, sebagai anak kecil yang senang menjelajah dan bereksperimen,
yang terpenting bagiku adalah segala macam mainan dan ruang seluas-luasnya
untuk berpetualang.
Di saat musim Pancaroba menghampiri jalur hidupku, aku mulai
merasakan suatu kebutuhan untuk berekspresi dan mencari pengakuan dari
lingkungan pergaulanku. Karena itu, yang terpenting bagiku adalah
teman-temanku.
Kini, ketika usia semakin remaja, saat mataku semakin terbuka lebar
dan wawasan diperluas oleh buku-buku bacaan dan perenungan, aku mulai melihat
kehidupan sebagai sebuah lingkaran tak terputus dari kesengsaraan. Aku mulai
menyadari bahwa, seberapa tinggi pun pencapaian duniawiku di dunia ini, jika
aku melalaikan tugas utamaku untuk melepaskan diri dari lingkaran Samsara ini, maka
aku tak akan pernah menggapai hal terpenting yang seharusnya aku capai Kebebasan
sejati.
0 komentar:
Post a Comment